Feeds RSS

Jumat, 15 Januari 2010

COBA BACA DECH.

Sekedar ingin berbagi hikmah, saya yang pernah membaca salah satu dari beribu karya Mba Asma Nadia , ingin mencoba menyampaikan sebuah kisah nyata yang pernah diangkat dalam sebuah buku berjudul "Catatan Hati Seorang Istri".
Cerita ini tidak saya kurangi ataupun dilebih-lebihkan. Cerita ini utuh. Hanya saja Anda semua saya persilahkan untuk memaparkan komentar nanti di penghujung cerita.
Baiklah, begini ceritanya,,,





SAYA TAK INGIN CEMBURU,,,,


"Suami saya adalah tipe lelaki serius, pendiam dan sangat dewasa. Lalu bagaimana ada kontak bernama 'Spongebob' di listnya?"


Selama menikah, saya pikir tidak ada kamus cemburu dalam rumah tangga kami. seperti keluarga lain yang berusaha menerapkan kehidupan religius dalam keseharian, kami percaya prinsip saling jujur dan percaya merupakan hal yang harus ada.
Apakah suami saya tidak tampan?
Tentu bukan karena itu. meskipun saya memilihnya bukan karena waja atau penampilan luar, saya mengakui betapa menariknya suami. Ini terbukti dari banyaknya gadis di kampusnya dulu yang jatuh hati bahkan terang-terangan mengatakan itu ketika walimahan. Di adapan kami, dua orang gadis mengatakan sempat naksir kepada suami saya semasa di kampus.
Saya yang mendengarkan kalimat yang disampaikan serius meski dengan nada bergurau itu hanya tersenyum. Usia saya masih terbilang muda, hanya dua puluh dua tahun,tetapi tidak sedikitpun rasa cemburu menyelinap.
Apakah saya terlalu percaya diri?
Saya kira tidak. sebaliknya saya cukuptahu diri dengan wajah yang pas-pasan . Entahlah, tapi saya yakin suami mencintaiku apa adanya. dan caranyamengungkapkan itu selama ini jelas memiliki andil besar dalam ketenangan saya.
Sebelum menikah saya tidak pernah berpacaran , memang sempat dekat dengan satu dua lawan jenis ,tapi hubungan kami lebih seperti sahabat ketimbang sebagai pacar. Sekalipun ketika itu saya belum berjilbab, tapi kesadaran menjaga diri saya cukup tinggi. Saya tidak mau berduaan di tempat yang sepi, bahkan ketika dibonceng motor pun tangan saya bertahan hanya memegang bawah jok motor dan tidak pernah melingkar manis di pinggang teman pria.
Otomatis ketika menikah, maka suami menjadi lelaki pertama di luar keluarga yang memiliki kontak fisik. Dan saya percaya, hal inilah yang dengan cepat membangun cinta yang sebelumnya tidak adqa di antara saya dan suami. Maklum kami menikah tidak melalui proses pacaran. Apalagi suami benar-benar memperlakukan saya seperti ratu. Tidak jarang dia memberikan surprise dengan menyiapkan sarapan ketika dia bangun lebih awal, dan kejutan-kejutan manis lainnya.
Dia adalah sosok suami dan ayah yang baik. Tipe familyman yang lebih banyak menghabiskan waktu di runah selepas pulang kerja dan tidak pernah keluyuran.
Begitulah, hingga anak keempat kami lahir, tidak ada cemburu diantara kami. Rumah tangga tetap tenteram. Demi komitmen kepada keluarga, sejak anak pertama kami lahir, saya memutuskan bekerja di rumah. Pekerjaan saya sebagai illustrator buku anak cukup memungkinkan untuk itu.
Semua terasa sempurna. Saya kira itu jugalah yang ada di gambaran orang luar tentang keluarga kam. Bahkan kerap saya ataupun suami menjadi tempat curhat keluarga lain.
Beberapa istri yang dihantui oleh kecemburuan karena suami mereka yang sewaktu menikah cukup baik keislamnnya, tetapi sekarang mulai tampak ‘genit’ selalu saya nasehati untuk tetap berpikir positif dan tidak berburuk sangka terhadap suami.
“barangkali pekerjaan suamimu menuntut itu”.
“Lingkungan pergaulannya memang kalangan professional, saya kira dia hanya berusaha tampil lebih luwes di kalangan umum”.
Saran lain yang kerap dari lisan saya,
“Nikmati saja,,,kan bagus suami merawat diri. Istri-istri lain banyak lho yang mengeluh karena suami mereka sama sekali tidak memedulikan penampilan ketika keluar rumah”.
Dan saya baagia jika para istri yang cemburu dan khawatir suami mereka diam-diam sudah menikah lagi, kemudian bisa mengusap air mata dan pulang lebih tenang.



KARIR YANG MELESAT

Seiring waktu,karir suami melesat jauh lebih baik dari yang bias kami harapkan. Ketika menikah, penghasilan suami hanya dua atau tiga ratus ribu rupiah perbulan, dari pekerjaannya di bidang entertainment. Tetapi sekarang meningkat berpulu lipat, seiring bertambahnya anak kami.
Beberapa teman sesama muslimah sempat menggoda penampilan suami yang menurut mereka makin modis. Ada juga yang membisiki saya dengan kalimat serius, “hati-hati puber kedua suami lho,dik,,,”
Seperti biasa saya hanya tertawa. Tentu saja mata saya tidak luput terhadap perubahan penampilan suami. Tetapi kepercayaan tehadap lelaki itu tidak pernah berkurang sedikit pun. Sebab kecuali penampilan, tidak ada yang berubah. Perhatiannya terhadap saya dan anak-anak tidak berubah. Kejutan-kejutan manisnya masih ada. Kami masih sering jalan dan makan malam berdua seperti layaknya pengantin baru.
Bicara soal ibadah?
Alhamdulilah suami masih menjaga ibadahnya seperti ketika dia masih aktifis rohis di kampus. Shalatnya masih masih tepat waktu. Tidak hanya itu, kebiasaan shalat malamnya tidak hilang. Pun puasa Senin Kamis. Jadi apa yang harus saya khawatirkan ? Setiap hari lelaki itu tetap pulang tepat waktu.
Memang ada beberapa kali dalam sebulan, agenda ke luar kota, biasanya ke Bogor, tetapi semua murni terkait pekerjaan.
Saya tidak inginati mengambil alih logika. Apalagisejau ini saya masih tenteram dan sam sekali tidak ada kecurigaan apa-apa. Sekalipun suami memegang dua handphone kemana-mana, saya merasa tidak perlu mencurigai apalagi terdorong untuk mengecek siapa saja yang diteleponnya sehariannya itu , atau mencuri-curi membaca deretan SMS yang diterimanya.
Hanya istri-istri yang tidak percaya pada kekuatan hubungan dengan pasangannyalah yang melakukan hal demikian, piker saya.
Berita suami si A selingkuh. Atau suami si B dan C berpoligami, tidak juga membuat saya menjadi istri yang paranoid. Cemburu bagi saya hanya menyesakkan hati. Sementara dengan hati suram bagaimana saya bias maksimal merawat anak dan suami ? belum lagi mengerjakan order-order ilustrasi yang seringa dating tiba-tiba?
Bisa-bisa gara-gara istri yang cemburuan suami menjadi pusing dan jenuh berada di ruma. Dan saya menjaga betul agar suami senantiasa nyaman dan merasa teduh sepulang dari kantor.


PEREMPUAN MISTERIUS
Alhamdulilah logika saya sejauh ini selalu menang. Konon diantara muslimah semasa di kampus, saya termasuk yang porsi logikanya yang disamakan dengan lelaki. Ketika muslimah lain menangis, ngambek, danb marah-marah, saya masih bisa berpikir rasional dan melihat masalah dengan jernih. Suami tahu itu dan kerap member pujian.
Suatu hari ponsel suami saya yang CDMA tertinggal. Kebetulan saya baru saja ganti handset karena handphone hilang sehari sebelumnya karena memerlukan beberapa kontak , tanpa ragu saya pun meraih handphone suami. Sebab biasanya suami juga menyimpan beberapa nomor kontak saya .
Awalnya saya tidak terusik untuk membuka inbox SMS suami. Hanya menelusuri deret huruf kontak yang saya perlukan. Hingga kemudian saya menatap satu nama yang menurut saya ganjil berada di sana.
Suami adalah tipelelaki serius, pendiam dan sangat dewasa. Lalu bagaimana ada kontak bernama “Spongebob” di listnya?
Ada sesuatu yang tiba-tiba berdetak di hati, namun saya lawan sebisanya pastila ini hanya gurauan. Bias jadi ketika saya buka,nomor tersebut merupakan nomor handphone adik perempuan, sepupu atau keponakan atau bias jadi teman kantor. Saya bayangkan suami akan terpingkal-pingkal ketika saya ceritkan hal ini.
Saya ingat sempat termenung beberapa lama sebelum membuka kotak SMS. Bagi saya HP dan agenda adala hal yang private dan saya sangat menghormati privacy suami. Tapi entah ada apa hari itu, firasat seorang istrikah yang akhirnya membuat saya bereaksi berbeda?
Untuk pertama kalinya logika saya kalah. Saya akhirnya tergoda untuk menggerakkan jari memencet keyphone untuk membuka baris SMS yang masuk. Debarean di hati saya bertambah kencang ketika saya menemukan empat SMS dari si ‘Spongebob’.
Saya membaca basmallah dan berdoa sebelum akhirnya memutuskan membaca SMS misterius tersebut . SMS pertama dan kedua hanyalah kalimat resmi tentang janji temu.
Tetapi menginjak SMS ketiga, saya kaget menemukan kalimat-kalimat mesra di dalamnya.
Tetapi bukankah siapa saja bisa berkata mesra?
Bukankah yang lebih penting adalah bagaimana sikap suami terhadap yang bersangkutan dan bukan sebaliknya?
Nalar saya bicara. Saya tutup kotak pesan masuk, dan mencoba menelusuri box sent item. Kepala saya mulai berdenyut. Jari-jari saya gemetar saat menemukan empat SMS dari suami sebagai balasan terhadap SMS si ‘Spongebob’.
SMS pertama biasa saja. Tetapi SMS kedua?
Hari ini menemani anak-anak karate. Saying sedang apa?
Jangan terlambat makan,ya?
Saya periksa tanggal SMS tersebut dikirimkan. Ahad lalu,hari yang ketika suami menemani ketiga anak kami latihan karate. Sementara saya seharian di rumah menemani si bungsu yang sedang sakit.
Ketika membaca SMS-SMS balasan berikutnya, perasaan saya semakin diremas-remas. Kedua kaki saya seakan lumpuh dan tidak bertenaga. Sementara kepala sontak berdenyut-denyut.
Ahh, bagaimana mungkin?
Suami saya lelaki yang taat beribadah. Al Ma’tsuratnya tak pernah tertinggal setiap shalat shubuh. Dia mungkin lelaki terakhir yang akan saya curigai untuk berselingkuh.
Mungkinkah semua ini hanyalah guyonan?
Tidak, dia tipe pemikir dan amat menjaga pergaulan dengan lawan jenis. Saya tidak bias menemukan alas an suami memanggil perempuan lain dengan sebutan ‘sayang’!
Kemesraan di dalam SMS-SMS berikutnya yang dikirim suami, semakin mengukuhkan jalinan cinta keduanya. Betapa pun saya berusaha berprasangka baik, sia-sia bagi saya menemukansudut pandang yang mungkin bias membantah kecemasan saya.
Sesorean itu saya perpanjang sholat ashar dan menenangkan diri dalam tilawah. Saya menangis. Lima belas tahun pernikahan, belum pernah sekalipun suami membuat saya menangis. Tapi hari itu saya benar-benar terisak.
Ketika suami pulang, saya mencoba menahan diri dan melayani seperti biasanya. Tetapi tangis yang saya tahan akhirnya tumpah juga ketika kami berada di tempat tidur dan siap beristirahat. Dengan lembut seperti biasa suami menanyakan apa yang membuat saya begitu sedih.
Saya tidak menjawab. Saya raih handphone, membuka sent item dan saya sodorkan SMS yang diketik suami untuk si ‘Spongebob’.
Sikap saya berubah dingin. Saya perhatikan raut wajah suami berubah, tidak lama kemudian dia terisak-isak dan merengku saya.
“Aa minta maaf. Aa khilaf,,,,’
Ada air mata yang kini juga jatuh di pipi suami. Dia panadangi saya, dia usap-usap wajah saya seraya mengulang-ulang permintaan maafnya.
“Tapi belum jauh, dik. Tidak ada yang terjadi.”
Berawal di dunia maya, kedekatan mereka terjalin.
“Usianya 30 tahun, belum menikah…..dia tinggal di Bogor.”
Gadis itu sering curhat kepada suami soal apa saja.
“Sudah berapa lama A?”
Suami saya diam. Matanya tampak ragu.
“ Saya ingin aa jujur….tidak apa.”
Lelaki itu terdiam, dan menghela nafas.
“Tiga tahun, dik.”
Saya tercenung mendengar pengakuannya. Tiga tahun…..begitu lamanya. Bagaimana mata saya bias dibutakan selama itu?
Di sisi saya, suami terisak.
Pembaca, setelah dialog malam itu, sulit bagi saya membangun kepercayaan kepada suami. Saya terus-menerus memikirkan angka tiga tahun itu, imajinasi saya berputar-putar. Tiga tahun waktu yang lama, apa saja yang sudah terjadi di antara mereka? Hancur hati saya membayangkan.
Sementara ini saya mengungsi di rumah ibu. Sudah enam bulan sejak penghianatan mereka sayaketahui (keduanya belum menikah). Saya hanya berharap waktu bias member saya kejernihan hati, untuk melakukan hal yang benar.
***
(berdasarkan kisah Mbak Safitri)




Saya hanya menuliskan apa yang ada, selebihnya,,,,boleh lah kita memberikan ulasan komentar padanya.
Bagaimana tanggapan Anda semua terhadap sepenggal cerita yang ku tulis tadi?
Bagaimana jika posisi kalian ada pada si laki-laki?
Bagaimana pula jika posisi Anda ada pada si perempuan?

Kamis, 03 September 2009

Setangkai Syukur kepada-Mu

Saat ini,
mungkin lebih baik aku sendiri..
merenung,
betapa kita harus berhutang budi kepada-Nya..

Diam,
bukannya aku tak sanggup berkata,
namun tengah aku telan kesabaran atas ujian dari-Nya. .
pula, kurangkai segenap syukurku kepada Sang ILLahi..

terima kasih Ya Rabb atas segala nikmat yang Engkau hujankan pada kami,,


^Lainsyakartum laadziidannakum, walainkafartum inna 'adzaabii lasyadiid..^
"sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari Nikmat-Ku, maka sesungguhnya Azab-Ku sangat pedih" (Q.S. Ibrahim : 7)

Let's say thanks to ALLoh S.W.T
^_^

AKU CEMBURU

Telah kutinggalkan cemburu di sudut kamar gelap,,

telah kuhanyutkan duka pada sungai kecil yang mengalir dari mataku..

telah kukabarkan lewat angin gerimis tentang segala catatan hati yang terhampar pada tiap jengkal sajadah dalam tahajud dan sujud panjangku..

dan,
telah terselip rinduku untuknya dalam setiap balutan ibadahku..
Ya Rabb,
hamba titip dia, meski kami tak ada jatah takdir untuk bersama,
biarkanlah separuh hati ini memilikinya. . .

hamba titip doa ini, Ya Rabb
^.^

SELAMAT JALAN, SAHABAT...

"Suatu saat, jika memang terjadi dan esok hari aku tak dapat bersamamu bahkan berjumpa denganmu lagi, ketahuilah hadiah dan kenangan terindah yang kubawa pergi adalah bahwa Aku Pernah Mengenalmu..

Kekeliruan ini membuatku menitikkan air mata..Angin malam sempat menusuk hatiku, terasa ngilu..
begitu tersakiti..
Namun,
Allah masih memberiku kekuatan untuk membaluti selubung hati ini yang kian memar...

Dia yang menahun dalam rona-rona mimpiku kini hilang lenyap..
dan tidurnya pun tertukar..

Selama Jalan, Sahabat...

TAHI LALAT

Hitam pekat warnamu
Kau tumpahkan warna hitammu pada manis wajahku
Badanmu memang unik,
tak akan pernah ada tubuh yang bulat sebulat dikau,

berjuta telunjuk manusia hampiri romanku,
ingin mereka menyentuhmu,

^-^
ternyata kau membuat mereka senang melihatku dan kau membuat orang gemas mencubit pipiku

Kau memang bak sebuah tahi,
tapi tak berbau pahit,
Malah sepertinya kau manis sekali,
seperti cokelat

'choco chips'
nama panggilanmu,


Namun suatu ketika,
terkadang aku ingin sekali menyingkirkanmu
karena kau sering membuatku resah

takut-takut..kau malah membesar,
melebihi besarnya kepalaku

tapi,
kau memang susah diusir
Dan tak mungkin aku usir

kamu menempel lekat di wajahku!

choco chips,
akhir kata kuucapkan,
"Thank you, 'cause you've made me to be a sweet girl''

*hehehe*

Kamis, 20 Agustus 2009

!!!!!____Sesuatu Yang Baik____

Ada sebuah kisah kerajaan, dimana Sang Raja dan penasihatnya selalu jalan berdampingan. Mereka hidup dengan kedamaian.

Suatu hari, Sang Raja akan peergi berburu ke sebuah hutan, dia bertanya, “ apaka ini akan baik?”, si penasihat menjawab, “ itu adalah sesuatu yang baik”.

Kemudian Sang Raja memerintah, “ ambilkan saya pistol!”. “ baik Tuan, itu sesuatu yang baik.” Timpas penasihat.

Namun tiba-tiba kajadian yang memilukan terjadi, si penasihat tidak tahu kalau dalam pistol itu ada pelurunya. Maka ketika Raja membersihkan pelatuknya, “DOORRRR!!”, peluru meletus keluar dari selongsong senjata berbahaya itu dan menyebabkan Sang Raja kehilanagn ibu jarinya. Ibu jarinya putus!

Si raja murka dan meminta pertanggungjawaban kepada si penasihat tindakan cerobohnya. Namun dengan tenang, penasiat menjawab, “ itu sesuatu yang baik”. Raja malah semakin murka dan mengurung penasihatnya dalam penjara bawah tanah.

Satu tahun berlalu….

Mereka terpisahkan oleh tempat. Sang raja yang hobi berburu kembali menyalurkan hobinya.kali ini dia berburu ke hutan yang aneh! Di tengah utanSang Raja didatangai oleh sekelompok KANIBAL.

Raja pun tidak bisa melawan, karena dia hanya seorang diri berangkat dari singgasananya. Raja diikat dengan tali dan hendak dimakan!. Ketika diteliti, si Kanibal mengetahui kalau Raja itu tidak utuh, karena ibu jarinya hilang. Denagn memegang aturan, mereka tak untuk memakan manusia yang tak utuh! Maka Raja pun bebas.

Dia pun pulang dan menangis, terutama menyesal atas tindakannya memenjarakan teman baiknya.

“Mungkin ini hikmah dari kata-kata yang pernah penasiat ucapkan?!, begitu pikirnya

Dia pun mendatangi penjara bawah tanah tempat penasihatnya di penjara. Dan Raja pun meminta maaf.

Raja: “Maafkan saya telah bersikap bodoh dengan memenjarakanmu”.

Penasihat: “Tak apa-apa, itu sesuatu yang baik….”

Raja: “padahal saya memenjarakanmu di tempat yang kotor ini?!”

Penasihat: “Tuan, jika saya tidak dipenjara, maka saya akan ikut berburu bersaam Tuan dan saya akan ikut ditangkap oleh kanibal itu, lalu saya yang dimakan! Tapi karena saya dipenjara, saya bebas dari itu. makanya saya bersyukur. Itu sesuatu yang baik,,,”

Raja semakin terhenyak dengan penasihatnya.” Betapa bodoh aku sampai memenjarakamu. Maafkan aku. Mulai sekarang aku tak akan membiarkan emosiku membesar,,,”

*dari Saudaraku, Abang Sahid Triambudhi*

Nah, para pembaca yang budiman, apa yang dapat Anda tangkap dari sesingkat cerita di atas?

Cerita ini sungguh membuat saya terhenyak juga, betapa tidak, saya jadi sempat mengingat kisah saya dulu saat saya baru lulus dari es em u. Dulu Pe’Te idamanku adalah UPI di Kota Kembang dengan mengambil Program Studi Sastra Sunda. Aih,,,dulu aku begitu mengharapkannya. Ingin sekali rasanya waktu itu aku mengikuti Program PMDK untuk masuk ke sana. Namun nyatanya sang Ibu tak pernah mendukung aku sedikitpun untuk melanjutkan studi_ku ke luar kota. Padahal jika kita lihat prospek dari Prodi ini, sudah barang tentu lowongan kerja masih lapang. Wong sekarang di berbagai sekolah mulai dari es em pe - es em a dibutuhkan kembali sebagai pelestarian budaya yang semakin terhimpit oleh westernisasi. Huuuhh,,,,aku sempat putus asa waktu itu. Ibuku malah mengijinkan aku untuk hanya melanjutkan studi_ku di kota kelahiranku, Tasikmalaya. Di mana lagi kalau bukan di UNSIL.

Yang kurasa waktu itu,,,,males banget sekolah di sini. ‘Nggak bisa berekspresi !’ pikirku…

Kurang lebih satu bulan setengah aku bisa llulu dengan perkataan sang mama bahwa,

“Nak, kewajiban kamu bukanlah melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi ternama,,tapi kewajiban kita adalah melanjutkan tholabul ilmu,,,mungkin ini tang terbaik untukmu,Nak,,pikirkanlah..”

Aku sempat bersikeras untuk tidak mengiya_kan kata-kata itu.

Nangis.

Bad Mood.

Tapi dalam ketidak sukaan itu malah terlintas bahwa ada sesuatu yang lebih wajib aku wujudkan daripada hal itu bahwa; pertama, aku harus temani sang ibu yang kini sendiri karena ayah sudah tiada 10 taunn yang lalu,,kakak-kakakku yang memang berhak bekerja dan kuliah di luar kota, toh mereka semua laki-laki. Kedua, yang mau membiayai aku sekolah itu kan ibuku, bukan aku sendiri, so aku musti nurut.

Ketiga, yaaahh,,,aku mulai berprinsip ‘sekolah dimanapun tergantung kitanya saja,,pokoknya do the best for the future’ nggak usah lihat orang lain kayak gimana,,

Akhirnya, aku nurut juga masuk UNSIL. Bahasa Inggris menjadi prodi pilihanku,,,

………….

Tak terasa sudah hampir satu tahun aku kuliah di sini. Dengan malu, aku akui, “ benar kata ibu, sekolah di sini nyaman juga. Aku suka. Mungkin ini jatah rezekiku. Ternyata apa yang aku butuhkan setidaknya ada di sini.”

Tahun ini pun aku diberi kesempatan untuk ikut nge-ospek adik tingkatku, walaupun aku tak jadi masuk kepengurusan EDSA (English Department Student Association). Hhmm,,,meski menjadi tim absensi, berarti sedikitnya aku dipercaya. Hahaha.

Setelah di survey, ternyata PMB ke UNSIL sekarang susahnyaaaaaa minta ampun! Gelombang1 aja yang nggak keterima nyampe seratusan lebih, banyak calon mahasiswa yang kecewa! Belum lagi tentang pembatasan banyaknya kelas didik, hayoooo….Aku musti banyak bersyukur atas kemudahanku masuk Pe;te ini tahun lalu,,,

Dengan malu, aku akui, “benar kata ibu,,,,benar, aku harus selalu patuh dengan apa yang ibu katakan, mama I Love You Full ! ^_^”.

Persis mungkin dengan cerita di atas, intinya sesungguhnya Allah memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Boleh jadi apa yang kita sukai, itu tidak Alloh sukai, dan boleh jadi sebaliknya.

Alloh Loves me, Alloh Loves you, us, we all.

Let it flow, and do the best for the future,,,! SEMANGAT !!!!

Selasa, 28 April 2009

puisi dari Ivan Sanjaya_kawan di dunia maya

kali ini email_ku terhias puisi dari seorang teman yang kukenal ketika aku berselancar di dunia maya. namanya Ivan Gunawan eh salah,namanya bukan itu, tapi ^Ivan Sanjaya^ dari Semarang, Jawa Tengah,,Selamat Datang Kawand.....!^_^

begini katanya.....:

"Berhubung aq di Kalimantan nie aq kirimin puisinya..Mudah2an suka ya.."

BUMI KALIMANTAN

jauh disudut kota kecil,
kering dan berdebu,
didalam kebesaran tanah jawa,
kau,
lebur berkait didalam,
bagian kisah keberhasilan,


tegak menyisir kisaran waktu,
di bentang jarak tak angka,
gapai selaksa ilmu,
tak letih,
tak lelah,
berpuluh buku,
kuasai geloramu ,
semangatmu adalah api,
kau adalah masa depan,
bumi kalimantan,

setitik saja kami membagikan,
setetes saja kami memberikan,
namun keyakinan yang nyala,
adalah gambar,
bagai panah lesat meluncur,
gali dan kaji dalam kedalaman,
langkah telah jadi penentu,

matamu tajam terisi,
tanganmu gemeretak
tergenggam mercu suar,
untuk segera berdiri,

kakimu,
hatimu,
runduk berbakti,
kepada satu kejayaan,
menebar cahaya dibelantaramu,

gemuruh,
diantara tarian lautan,
bumi kalimantan,

aku yakin engkau akan berkibar,
aku yakin engkau semakin bermakna,
aku yakin engkau tak tersia,
aku yakin engkau akan memberi warna,


sahabatku,
adik adik pemberani,
dikisi kisi jalan,
dibelahan bumi seberang,
layar akan menempuh badai ,
ombak akan semakin terasa ,
asahlah diri,
tajamkan nurani,
sebab,
tantangan akan berpelangi,
dan lihatlah,
dan dengarlah,
keberadaanmu
pasti diakui.